ENCIKEFFENDYNEWS.com – Ego dalam bahasa arab “ananiyah” suatu sikap yang menunjukkan ke-aku-an ini boleh berarti karena senioritas, pengalaman, keilmuan, kekayaan dan berbagai kelebihan pribadi yang tentu sedikit mengantarkan dirinya kepada nilai-nilai kepribadian sehingga menganggap orang lain jauh/tidak mengerti sesuatu atau menyepelekan pendapat orang lain.
Tuhan menciptakan kita manusia alam bentuk yang luar biasa, mata dua, telinga dua dan mulut satu, itu sebagai isyarat kepada manusia, bahwa kita disuruh lebih banyak melihat dan lebih banyak mendengar, kemudian baru memberikan pendapat. Kita lihat beberap dialog baik di seminar, talk show atau apapun Namanya, kita banyak melihat orang senang memotong pembicaraan orang lain, tanpa sabar menunggu pendapat yang diberikan orang tersebut. Demikian juga dalam rapat, belum selesai orang berbicara kita dengan kata, saya sudah paham tentang itu, lebih 30 tahun saya berpengalaman tentang itu, inilah yang disebut “ananiyah”.
Di era melinial ini kita harus banyak memberikan contoh kepada generasi ini, agar mereka terbiasa mendengarkan pendapat/ saran atau apapun namanya baru kita berbicara.

Hari ini keegoan itu hampir melanda semua lini, mulai pelayanan umum umpamanya, Rumah sakit, belum selesai pasien menyampaikan sesuatu, dokternya sudah menyanggah, saya sudah 35 tahun jadi dokter, demikian juga perawat, pasiennya menyampaikan sesuatu belum selesai sudah dibilang saya sudah 35 tahun jadi perawat, di sekolah juga guru, murid belum selesai menyampaikan gagasannya sudah dibilang Ibu/Bapak udah 40 tahun jadi guru, demikian juga di bidang politik, dialah politikus senior yang paham seluk-beluk lubang-lubang tikus sampai pelabuhan tikus dan lain sebagainya.
Keegoan ini tentu memberikan imbas terhadap nilai dan karakter seseorang dalam menyikapi nuansa dan suasana dan tentu nilai sebagai seseorang yang seharusnya, semakin senior semakin memiliki ilmu tentu merunduk yang melambangkan ketawadhuan dan bukan keegoan, semoga ! (EA)*
