ENCIKEFFENDYNEWS.com

Ketika kiamat terjadi, seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya.

(ungkap Rasul saw).

              Sudah banyak para jemaah calon haji di Tanah Suci meninggal dunia sebelum melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Subhanallah. Mereka terbujur susul menyusul, betapa indah mulianya orang-orang tua yang berjalan saja sudah tidak tegak lagi, dengan ikhlas melaksanakan ibadah haji untuk memenuhi panggilan Tuhan. Sungguh jauh dan jauh, perjalanan perlu ditempuh, mencari ridha Allah. Dengan pesawat terbang belum cukup, masih disambung dengan bus. Itu pun belum cukup. Masih disambung dengan berjalan kaki yang jaraknya bisa satu atau dua kilometer dari penginapan ke Masjidil Haram yang perlu pulang balik paling tidak tiga kali sehari, subuh, dhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya. Kalian telah berusaha keras untuk bertemu Allah  dan kamu semua akan bertemu dengan-Nya. Begitu janji Tuhan dan Tuhan tak pernah ingkar janji.

              Jika boleh diibaratkan dengan perempuan, ibadah haji begitu elok bagai paras perempuan yang ayu lahir batin. Dan para jemaah calon haji yang merasa selangit dosanya (bukankah ini mengunggul-unggulkan diri sendiri yang menganggap orang lain bersih dan suci?) terpikat erat dengan kesempurnaan wajah itu, ritual rukun-rukun haji yang berat dan bermacam-macam itu, sehingga lupa akan dosa-dosanya. Apa boleh buat, orang-orang pun berbondong-bondong kembali ke Tanah Suci karena kangen Masjidil Haram dengan Ka’bahnya, Masjid Nabawi yang menyimpan jasad Nabi, Padang Arafah, kurma, delima (Masya Allah, delima Mekah begitu digigit, nyus, seger tentulah buah ini dari surga)  dan Al-qur’an.

              Hadist riwayat Bukhari di atas mengingatkan kita bahwa sewaktu-waktu kita diambil Allah tanpa kita sadari. Untuk hal itu, kita wajib berkemas-kemas supaya ketika hari itu tiba,kita sudah siap, diantaranya kita telah berangkat menunaikan ibadah haji. Hari-hari ibadah haji adalah hari-hari yang indah. Kita lupa segalanya karena kita menyatu dengan keindahan itu yang tinggal hanyalah cinta dan pasrah kepada Allah Yang Maha Suci yang merangkum kesegenap kehidupan makhluk-Nya.

              Satu juta jemaah yang melaksanakan ibadah haji tahun ini (setelah 2 tahun kita) tak berangkat haji gara-gara pandemi corona. Tak ketinggalan jemaah dari Amerika, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Cina dan masih banyak lagi. Berjubel sampai disudut-sudut sempit tembok Masjidil Haram yang mampu menampung satu juta jemaah. Alangkah nikmatnya bersujud sedalam-dalamnya seolah kening ini tak mau lepas dari karpet Masjidil Haram. Subhanallah !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Navigation