ENCIKEFFENDYNEWS.com
Pernahkah suatu kali kita menemui bahwa ternyata secara tak sengaja telah tersakiti hati orang-orang lain di sekitar kita. Kita melangkah memulai hari tanpa mengerti bahwa kemarin, dua hari lalu, atau hari-hari sebelumnya lagi, entah berapa banyak orang yang tak berkenan dengan apa yang telah kita lakukan. Walau tanpa sadar, walau tak bermaksud demikian, namun hati yang terlanjur tersakiti, sulit tuk dipulihkan lagi.
Seorang sahabat pada jaman Rasulullah SAW pernah dijamin masuk surga sebab ia memiliki kebiasaan selalu memaafkan dan melapangkan hati bagi setiap orang yang mungkin telah menyakiti hatinya hari itu. Namun kita tak pernah bisa memastikan, apakah memang kesalahan-kesalahan kita -yang tak disadari itu- telah dimaafkan oleh orang-orang yang telah sedih, kecewa, kesal, dan marah pada kita. Kita tak pernah bisa memastikan, sampai kita harus memohon pada mereka untuk memberi maaf. Hingga tak lagi kesalahan-kesalahan itu memberatkan diri kita di akhirat kelak. Walau kita pikir itu kecil, walau sepertinya itu tak berarti banyak buat diri kita.
Kesalahan yang tak disengaja, terkadang membuat kita sendiri heran. Kapan ya saya melakukan hal itu? Benar tidak ya, saya telah bersikap kasar padanya? Ah, saya kan tidak bermaksud begitu. I didn’t mean to. Dan sekian banyak pemaafan yang kita ukir untuk diri kita sendiri, tanpa peduli apakah orang tersebut masih merasakan sakitnya hingga kini.
Tak usahlah lagi alasan itu dicari. Mari mulai memperbaiki, mulai saat ini. Sebab kita tak pernah tahu kapan diri kita pernah menyakiti. (EA)*
