ENCIKEFFENDYNEWS.com

Di dunia ini sebenarnya tidak pernah sepi dari perjuangan. Yaitu gerakan kaum idealis untuk menentang kezaliman dan menuntut terlaksananya keadilan serta kebebasan melaksanakan ajaran agama. Dalam hal ini, bangsa kita mengenal pepatah, gugur satu tumbuh seribu. Para pejuang itu bisa jadi para pemimpin negara dan para petingginya. Bisa juga warga biasa yang berasal dari rakyat. Mereka bisa muncul kapan saja dan dari lapisan mana pun juga. Tidak sedikit mereka adalah para alim ulama, kadang juga kaum cendekiawan dan lebih banyak lagi dari kalangan awam.

              Inti perjuangan bukan kalah atau menang. Dalam perjuangan agama, sebuah keberhasilan perjuangan tidak diukur dari kemenangan yang diraih, juga tidak kekuasaan yang didapat. Sebab jika demikian, maka tidak ada Nabi yang diusir oleh kaumnya atau nabi yang dibunuh. Al-qur’an mengisahkan berapa banyak nabi dan ulama Bani Israil yang dibunuh oleh kaumnya.

              Dalam Islam, asal seseorang sudah bertekad untuk berjuang dan melaksanakan tekadnya dengan sungguh-sungguh, andai gugur atau mati syahid, itu juga termasuk kemenangan. Allah Swt menegaskan.” Jangan kamu katakana terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari. (QS Al-Baqarah: 154). Secara fisik mungkin kalah atau bahkan hancur, tetapi cita-cita kebenaran dan suara keadilan yang mereka serukan tetap hidup, memberi inspirasi pada  generasi di belakangnya.

              Patut kita bersyukur ditakdirkan sebagai bangsa pejuang. Diterimanya Islam dan kini berada di tengah-tengah rakyat adalah hasil perjuangan. Kemerdekaan dan membangun di alam merdeka adalah juga hasil perjuangan. Perjuangan mereka para pendahulu adalah suatu asset yang sangat berharga bagi kita. Dan dari mereka kita belajar, lalu membenahi yang masih kurang dan meneruskan yang belum sempurna.

              Kita harus bersedih jika bangsa ini tidak lagi mewarisi darah sebagai pejuang yang berani, adil, dan jujur. Kita sedih jika bangsa ini berubah menjadi egois, serakah, bakhil, dan pendendam. Dalam hal ini kita patut menghargai dua golongan yang berperan memimpin perjuangan bangsa seperti  dinyatakan Hadist Nabi Saw: “Ada dua golongan yang mempunyai peranan menentukan dalam masyarakat. Dan kalau kedua golongan itu rusak, maka hancurlah masyarakat. Kedua golongan itu ialah ulama dan umara (penguasa).” Masing-masing golongan itu kita harapkan menjalankan fungsinya sesuai kedudukannya sehingga bangsa ini terjaga kesejahteraannya.

              Umara (penguasa) harus risau makin langkanya ulama yang memiliki kesatuan sikap, antara ilmu dan amalnya, antara perkataan dan perbutannya. Nabi Saw berkata: “ Apabila tiada lagi ulama yang tinggal, maka manusia akan menjadi pemimpin-pemimpin yang jahil. Ketika ditanya, mereka menjawab tanpa ilmu, tanpa hujjah. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain. Ulama juga harus risau jika umara yang adil dan jujur dalam melaksanakan tugasnya mensejahterakan rakyat makin sulit dicari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Navigation